BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi
para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar
mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi
bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan
ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka
tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai
tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak
pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa
sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui
faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi
faktor tersebut.
Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga
bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak bisa eksis.
Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak
hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat
rekomendasi untuk teman dan relasinya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Jelaskan mengenai perilaku konsumen !
2.
Jelaskan pendekatan perilaku konsumen !
3.
Jelaskan macam-macam pendekatan perilaku konsumen !
4.
Bagaimana kepuasan konsumen terhadap macam-macam perilaku ?
5.
Jelaskan konsep elastisitas dan macam-macam besaran elastisitas !
6.
Jelaskan tentang apa itu produsen, dan fungsi produksi !
7.
Bagaimana mengoptimalkan/memaksimalkan produksi ?
8.
Menghitung dan memilih biaya yang paling maksimal !
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan perilaku konsumen adalah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen.
BAB
II
PEMBAHASAN
PERILAKU KONSUMEN
Pengertian Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain
itu perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer
behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals
engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and
services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan
keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan
individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan
barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut
Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various
facets of the decision of the decision process by which customers come to
purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk
membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi. jd, Konsumen
adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Bagaimana konsumen
mendapatkan kepuasan maksimal? Bagaimana mengetahui perilaku konsumen secara
keseluruhan? Berikut akan diberikan sedikit teori menurut ilmu ekonomi tentang
pertanyaan-pertanyaan di atas.
Pendekatan
Perilaku Konsumen Pendekatan
untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2, yaitu pendekatan marginal
utility (cardinal) dan pendekatan indifference curve (ordinal). Berikut sedikit
penjelasan tentang pendekan-pendekatan tersebut.
A.Pendekatan
Marginal Utiliti
Pendekatan
Marginal Utility atau pendekatan kardinal adalah pendekatan yang beranggapan
bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang.
Marginal utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari
pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertntu. Dalam pendekatan ini
digunakan anggapan sebagai berikut: Utility bisa diukur dengan uang.
Hukum
Gossen (The Law of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa “Semakin
banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari
setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun”.
Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
B.
Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan
Indifference Curve atau pendekatan ordinal adalah pendekatan yang beranggapan
bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Anggapan dalam pendekatan ordinal
sebagai berikut:
1.
Konsumen
mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu.
2.
Konsumen
mempunyai sejumlah uang tertentu.
3.
Konsumen
berusaha memaksimumkan kepuasan.
Ciri-ciri
Indifference Curve sebagai berikut:
Turun
dari kiri atas ke kanan bawah. Cembung ke arah origin. Indifference Curve yang
satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong. Indifference Curve yang
terletak di sebelah kanan atas menunjukan tingkat keupasan yang lebih tinggi
dan sebaliknya.
Konsep
Elastisitas
Elastisitas
adalah ukuran derajad kepekaan jumlah permintaan terhadap peubahan salah satu
faktor yang mempengaruhi. Jika elastisitas lebih besar dari satu maka disebut
elastis, sedangkan elastisitas kurang dari satu maka disebut inelastis, dan
jika elastisitas lebih sama dengan satu maka disebut elastisitas tunggal.
A. Harga Atau bisa disebut juga dengan price elasricity (elastisitas harga) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut. Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antar perubahan harga dengan tingkat penjualan. Dalam menghitung koefisien elastisitas harga ada dua cara, yaitu: arc elasticity (elastisitas busur) dan point elasticity (elastisitas titik).
A. Harga Atau bisa disebut juga dengan price elasricity (elastisitas harga) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut. Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antar perubahan harga dengan tingkat penjualan. Dalam menghitung koefisien elastisitas harga ada dua cara, yaitu: arc elasticity (elastisitas busur) dan point elasticity (elastisitas titik).
B. Silang Atau bisa disebut sebagai cross elasticity (elastsitas silang) adalah persentase (%) perubahan jumlah yang diminta terhadap sesuatau barang sebagai akibat dari perubahan harga barang lain.
C. Pendapatan Atau bisa disebut juga dengan income elasricity (elastisitas pendapatan) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan riil.
Macam-macam
besaran elastisitas:
1.
elastisitas
permintaan.
2.
elastisitas
permintaan dan total penerimaan.
3.
elastisitas
penerimaan.
4.
elastisitas
silang.
5.
elastisitas
penawaran.
6.
elastisitas
fisika dasar
7.
elastisitas
harga dari permintaan
PERILAKU PRODUSEN
Definisi
Produsen
Produsen adalah Badan yang membuat suatu yang baik melalui
sebuah proses yang melihatkan bahan baku, komponen,atau rakitan,biasanya ada
besar besaran dengan berbagai operasi yang berbeda dibagi antara pekerja.
Umumnya digunakan secara bergantian dengan prosedur atau pembuat produk dan
konsumen bagi pengguna produk.. Perusahaan atau produsen akan melakukan Market
Information (Informasi Pasar). Informasi Pasar akan sangat penting untuk suatu
perusahaan karena dengan ini perusahaan akan menciptakan produk yang akan
dibutuhkan konsumen. Perusahaan juga akan mencari informasi barang apa saja
yang sekarang lebih dibutuhkan oleh konsumen sehingga perusahaan dapat
melakukan informasi pasar dan peramalan dengan tepat. tetapi ada juga yang
menyebutkan bahwa Produsen dalam ekonomi adalah orang yang menghasilkan barang
dan jasa untuk dijual atau dipasarkan. Orang yang memakai atau memanfaatkan
barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebetuhan adalah konsumen.
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda
tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah
daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi
barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai
kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam
jumlah yang mencukupi.
Faktor
produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang
dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu
tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya,
faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible,
baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang
kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources).
Fungsi
Produksi
adalah
fungsi yang menunjukkan hubungan antara berbagai kombinasi input yang digunakan
untuk menghasilkan output. Asumsi dasar untuk menjelaskan fungsi produksi
adalah berlakunya “ the lawa of diminishing ret urns” yang menyat akan bahwa
apabila suatu input dit ambahkan dan input lain tetap maka tambahan out put
dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan mula-mula menaik, tapi
pada suatu tingkat tertentu akan menurun jika input tambahan tersubut terus
menerus dit ambahkan. Jadi dalam ini ada 3 tingkat produksi :
1) Tahap 1 : produksi terus bertambah dengan cepat,
1) Tahap 1 : produksi terus bertambah dengan cepat,
2)
Tahap 2 : pertambahan produksi total semakin lama semakin mengecil,
3)
Tahap 3 : pert ambahan produksi total semakin berkurang.
Mengoptimalkan
dan Memaksimalkan ProduksiMengoptimalkan Produksi adalah upaya meningkatkan
nilai dari suatu produksi. Seperti meningkat kan kualitas produksi, jumlah
produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi, dsb.
Cara mengoptimalkan produksi adalah sebagai berikut:
Cara mengoptimalkan produksi adalah sebagai berikut:
1.
Biaya
yang digunakan harus dipandang sebagai keuntungan potensial ( potential profit
), bukan pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus di keluarkan.
Dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiansi akan
meningkatkan keuntungan.
2.
Setelah
persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan
aktivitas produksi bernilai tambah ( bukan sekedar mengubah input menjadi
output ) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara
ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetatapan harga
( pricing strategy ) yang kompetirif di pasar.
3.
Keunggulan
kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang
berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu.
Tingkat
Biaya Produksi Yang Optimal Tingkat
produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah
produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan
(Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up
cost) dan biaya penyimpanan(carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum.
Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau
total inventori cost (TIC) minimum. Metode EPQ mempertimbangkan tingkat
persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga
mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya
persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi, sebagai berikut :
a. Barang yang diproduksi mempunyai
tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
b. Selama produksi dilakukan, tingkat
pemenuhan persediaan adalah sama dengan
tingkat
produksi dikurangi tingkat permintaan. Penentuan Volume Biaya Produksi Yang
Optimal Menurut
Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel
saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai
berikut :
a. Biaya – biaya yang berubah-ubah
sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya
persiapan produksi (set-up cost).
b. Biaya – biaya yang berubah-ubah
sesuai dengan besarnya persediaan rata – rata yang disebut biaya penyimpanan
(holding cost)
Biaya
penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung
dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per-periode akan semakin besar
apabila rata – rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai
biaya penyimpanan diantaranya:
1.
Biaya
fasilitas – fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau
pendingin),
2.
Biaya
modal (opportunity cost of capital),
3.
Biaya
keusangan,
4.
Biaya
perhitungan fisik dan konsiliasi laporan,
5.
Biaya
asuransi persediaan,
6.
Biaya
pajak persediaan,
7.
Biaya
pencurian, pengrusakan atau perampokan.
Perilaku Konsumen Teori perilaku konsumen yaitu teori yang menerangkan perilaku pembeli-pembeli didalam menggunakan dan membelanjakan pendapatan yang diperolehnya. Seorang konsumen yang rasional akan berusaha memaksimumkan kepuasan dalam menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa. Untuk tujuan ini ia harus membuat pilihan-pilihan, yaitu menentukan jenis-jenis barang yang dibelinya dan jumlah yang akan dibelinya.
Analisis ekonomi yang menerangkan tingkah laku konsumen dalam membuat pilihan tersebut dibedakan kepada dua bentuk analisis :
a.
Teori
nilai guna atau utility Kalau
kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggi lah nilai guna nya atau utility
nya.
b.
Analisis
kepuasan samaSuatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan
memberikan kepuasan yang sama besarnya. Pendekatan Perilaku Konsumen
Teori
tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan :
1.
Pendekatan
Nilai Guna Cardinal Manfaat
atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara
kuantitatif dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan kepuasan yang
dapat dicapainya, diterangkan bagaimana seseorang akan menentukan konsumsinya
ke atas berbagai jenis barang
yang terdapat dipasar.
2.
Pendekatan
Nilai Guna Ordinal Maanfaat
atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsi barang-barang tidak
dikuantifiser. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang
akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukan dengan bantuan kurva kepuasan sama,
yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna
(kepuasan) yang sama. Kepuasan
Konsumen Seorang
konsumen akan mencapai kepuasan yang maximum apabila ia mencapai titik dimana
garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama.
Sumber
buku : PENGANTAR TEORI MIKRO EKONOMI, Edisi Kedua, SADONO SUKIRNO
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Konsumen
tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu
bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan
pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari
itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.
Referensi :
http://www.amalia-puspitasari.blogspot.com/2013/06/analisis-perilaku-konsumen-bagaimana.html
Referensi :
http://www.amalia-puspitasari.blogspot.com/2013/06/analisis-perilaku-konsumen-bagaimana.html
1 komentar:
materinya bagus...
kami sedikit saran untuk menembah grafik indefference curve sesuai pejelasan materi di atas. makasih ^_^
Posting Komentar